BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Untirta Raih Sertifikasi ISO 21001:2018

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Mencetak Serjarah Baru Dengan Meraih Sertifikat SNI ISO 21001:2018, Sebagai Standar Internasional Yang Menegaskan Komitmen Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi.


SERANG - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mencetak sejarah baru dengan meraih Sertifikasi SNI ISO 21001:2018, sebuah standar internasional yang menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Tak hanya itu, Untirta juga memperkuat sinergi dengan Yayasan Penabulu melalui penandatanganan MoU, sekaligus menggelar Seminar/Talkshow “Voices for Just Climate Action (VCA) Goes to Campus” yang mengajak mahasiswa untuk berperan aktif dalam aksi iklim berkeadilan.

Acara yang digelar di Kampus Untirta Sindangsari ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, dosen, mahasiswa, serta berbagai pihak terkait yang memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan pendidikan dan lingkungan. Acara diawali dengan sambutan dari Ketua LPMPP Untirta, Prof. Dr. Ir. Wahyu Susihono, ST., MT., IPM., ASEAN Eng, yang menyoroti perjalanan panjang dalam meraih sertifikasi ini.

“Terima kasih atas kerja keras dan dedikasi semua pihak. Proses sertifikasi ini dimulai sejak Oktober lalu, dan hari ini kita berhasil mendapatkannya. Ini adalah bukti nyata bahwa Untirta berkomitmen dalam menciptakan sistem pendidikan berkualitas,” ungkapnya penuh semangat.

Ia menambahkan bahwa sertifikasi ini mencakup tiga unit utama, yaitu LPMPP, Fakultas Hukum, dan Program Studi S1 Hukum, dengan tujuan utama meningkatkan standar akademik, kepuasan mahasiswa, dan reputasi Untirta di kancah global.

Direktur PT. Evodia Global Sertifikasi (EGS), Umi Fadhila, S.E., M.M., juga memberikan apresiasi atas pencapaian Untirta.

“ISO 21001:2018 bukan sekadar sertifikat, tetapi komitmen untuk terus meningkatkan mutu pendidikan. Sertifikat ini berlaku tiga tahun, dengan audit berkala setiap tahun untuk memastikan standar tetap terjaga,” jelasnya.

Dalam kesempatan ini Rektor Untirta, Prof. Dr. Fatah Sulaiman,membuka secara langsung dan menegaskan bahwa komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan akan terus menjadi prioritas utama Untirta.

“Kita tidak ingin hanya berbicara, tetapi bertindak nyata dalam menjaga lingkungan. Dengan kerja sama ini, kita semakin dekat dengan visi menjadi universitas hijau yang berdaya saing global,” katanya.

Selain penyerahan sertifikat, momen penting lainnya adalah penandatanganan MoU antara Untirta dan Yayasan Penabulu, sebuah organisasi yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi tantangan lingkungan dan perubahan iklim.

Sardi Winata, S.IP, M.A., Kepala Yayasan Penabulu, menegaskan pentingnya peran mahasiswa dalam gerakan ini.

“Kami ingin mendekatkan mahasiswa dengan realitas lingkungan di sekitar mereka. Pendidikan bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga harus menyentuh masalah sosial dan ekologi,” ujarnya. Kerja sama ini akan membuka berbagai peluang bagi mahasiswa untuk terlibat dalam proyek berbasis aksi nyata, termasuk program keberlanjutan dan advokasi iklim berbasis lokal.

Sesi talkshow “Voices for Just Climate Action (VCA) Goes to Campus” menjadi sorotan utama dalam acara ini. Menghadirkan narasumber inspiratif seperti: Frits Jermias Ndun (Pelopor Penggerak) , Sugiarto Arif Santoso (Civic Space and Advocacy Manager) dan Prof. Fatah Sulaiman (Praktisi Akademisi).

Dalam paparannya, Frits Jermias Ndun mengangkat isu pencemaran laut di Suku Rote, di mana sampah yang dibuang ke laut semakin mengancam ekosistem maritim. “Saya melihat anak-anak muda harus turun tangan. Saya mengajak mereka menanam mangrove dan menjaga laut kita dari pencemaran,” tegasnya.

Sementara itu, Sugiarto Arif Santoso menekankan pentingnya kontribusi generasi muda dalam menghadapi pemanasan global.

“Jangan hanya diam! Bergabunglah dengan komunitas peduli lingkungan, seperti Penabulu, dan ikut serta dalam aksi nyata seperti menanam pohon mangrove,” serunya.

Tak hanya mendengarkan, para mahasiswa yang hadir juga diajak untuk berdiskusi dalam Focus Group Discussion (FGD), membahas langkah konkret dalam mendukung aksi iklim berkeadilan.

Hasil diskusi ini kemudian dituangkan dalam Deklarasi Komitmen Mahasiswa untuk Aksi Iklim Berkeadilan, di mana para peserta secara simbolis mengenakan rompi VCA, menandai kesiapan mereka sebagai agen perubahan.

Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama, dan buka puasa bersama, menciptakan suasana kebersamaan dalam mewujudkan perubahan positif.

Dengan pencapaian ini, Untirta tidak hanya semakin unggul dalam sistem manajemen pendidikan, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai kampus yang peduli terhadap masa depan bumi. (Adv).

« PREV
NEXT »

Facebook Comments APPID